Rabu, 17 Juni 2009
Sang TUJUH...
Di mahsyar kelak yaum al-qiyâmah:
Saat panas jejakkan gerah,
tujuh kelompok ternaungi tak resah,
kala tak ada naungan singgah,
selain Naungan Allah...
(sesuai tutur sabda Sayyid al-Ummah,
riwayat Imâmayn Bukhâri-Muslim Shâhibayil Fadhilah)
Sang tujuh meraut cerah,
sang tujuh menadah anugerah,
sang tujuh menuai barokah,
sang tujuh berselimut hikmah,
dari Sang Maha Pemberi Rahmah...
Pertama:
Pemimpin adil bijaksana,
menabur bijak pada proporsinya;
untuk mashlahat ia menata,
untuk umat ia membuka mata.
Kedua:
Remaja berkembang mewangi muda,
pahatkan ibadah dalam tiap jejak tertera.
Sungguh ia tak lena,
dengan bius racun selaksa,
dalam untai kata mempesona:
"Mumpung masih muda, liarkan rasa!"
Ketiga:
Ia yang hatinya khusyuk terlena,
ia yang hatinya rindu menyala,
pada masjid sungguh tak lupa;
pada sholat konstan menyapa.
Keempat:
Sepasang insan berkasih lekat,
karena Allah cinta terpahat;
(tersebab Allah) mereka merapat jabat,
(atas Cinta-Nya pula) mereka melepas dekat.
Ini jelas bukan 'cinta' si kamuflase maksiyat,
ini jelas bukan 'cinta' yang menuai laknat!
Kelima:
Ia yang kokoh murnikan jiwa,
ia yang gagah menantang mara,
lalu lantang menolak birahi menggoda,
dari yang wajar di hasrati syahwat menggelora,
dengan kalimat ringkas memadat makna:
"aku hanya takut pada Allah semata!"
Keenam:
Ia yang suka bersedekah bersama kelam;
nikmat ia rasa saat berbagi ni'am,
namun bersungguh ia hindari tenggelam,
dalam riyâ'; pujian dan penglihatan anak cucu Adam.
Ketujuh:
Ia yang dalam hening, dzikirnya bergemuruh,
ia yang dalam senyap, qolbunya tersentuh,
ia yang dalam sepi, taubatnya utuh,
sampai butiran air matanya pun, luruh...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah postingan sobat selalu membuatku salut...mantap sob
BalasHapusSubhanalloh
BalasHapusMaha suci Alloh
mohon ridhoMu ya Alloh
mohon belas kasihMu Ya Alloh
mohon kasih sayangMu Ya Alloh
agak diriku menjadi salah satu dari sang Tujuh
Subhanalloh
terima kasih mas.. ungkapan yang menyejukkan hari
betapa hidup ini tak berarti
jika kita tak memiliki keimanan diri
semoga terbuka selalu pintu keampunan tuk diriku yang kadang lupa akan tujuan hidup di duniawi menuju sang illahi robbi
ralat: ungkapan yang menyejukkan 'hati'
BalasHapusAllohu akbar...!!!!!!
BalasHapusSubhanalloh... trnyata disini juga dapat aku temukan pencerahan yg begitu sejuk di hati. Alhamdulillah ya Alloh tlah Kau pertemukan aku dng blog ini.
BalasHapusSalam kenal dari Semut Sob, aku follow ya..
selamat malam kawan apa kabar
BalasHapusSubhanalloh....
BalasHapusSungguh berhikmah tuturmu kawan
pencerah hati penyejuk jiwa
Mogalah diri tak lupa Tuhan
Tempat kembali ntuk selamanya.
Terima kasih untuk tausiah bijak ini..
Panca indera bukanlah patokan maupun ukuran kita
BalasHapusIngat panca indera hanya untuk perlengkapan di sini
Ya panca indera hanyalah barang baru yang akan hancur termakan waktu
Tiada sedikitpun kekekalan dan keabadiannya
Apa yang kita lihat, Apa yang kita dengar
Apa yang kita tangkap dari luar diri kita
hanyalah menimbulkan ilusi dan kepalsuan
Akal pikiran, logika, Angan angan itulah dunia kepalsuan
Tetapi ternyata di dalam diri kita ada sesuatu bagian yang lama sekali
Dia kekal dan abadi dan selalu merindukan jalan pulang
Dia sebuah daging yang bernama hati Nurani yang terdalam
Sebagai pancaran dari ruh kita yang kekal abadi
Ya Hati ini ternyata sungguh dahsyat dan luar biasa
Disanalah letaknya kedamaian
Disanalah munculnya cinta dan kasih sayang
Disanalah terbitnya keikhlasan dan ketulusan
Salam Sayang
Salam Rindu untukmu
selalu dan selalu penuh hikmah.....
BalasHapusDuuuh makasih ya bro, koment puisinya...
BalasHapusooo.. semoga dapat membangun kebersamaan dalam menata diri.. menemukan Ketenangan Jiwa sebagai modal melangkah di dunia.. dan modal menapak jalan shiratal mustaqim menuju kepadaNYA..
BalasHapusSalam Sayang
Salam Rindu
bait demi bati membuatku merinding. Allah Maha Besar.
BalasHapussungguh hebat.. selalu membuatku berdzikir kepada-Nya kalo baca artikel disini!? sangat berpahala...
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapusSudahkah kita ada disalah satu dari tujuh kelompok itu? Terima kasih tausiyahnya...
Sang tujuh menabur mimpi
BalasHapusSang tujuh melakoni usaha
sang tujuh menuai asa
Sang tujuh menggapai kesuksesan
Mari terus kita tebarkan semangat kebangkitan Hati Nurani.. dalam Cinta damai dan kasih sayang..
BalasHapus@Setiawan, bagus, Kawan. TAKDIR memang membungkus Mimpi, Usaha, Asa, Sukses/Gagal...
BalasHapus@Semuanya, terimakasih...
siapakan sang Tujuh?
BalasHapusmakasih puisinya, selalu dan selalu melengkapi...makasih ya...
BalasHapusmakasih dukungan semangatnya
BalasHapusAlhamdulillah netbook saya udah sehat
Subhanalloh...merinding baca puisi diatas, semoga kita menjadi bagian diantara kriteria2 di atas, amin.
BalasHapusapa kabar sobat berkunjung di sing bolong
BalasHapusallohu akbar...
BalasHapuspencerahan nih...
BalasHapusbismillah
secercah embun menelisik ke relung hati ketika mengakhiri bacaan di atas :)
BalasHapussubhanalloh, smg qt termasuk dalam kategori sang tujuh diatas...Aminn
BalasHapussalut sama postingan sobat yang satu nih..hebat dalam merangkai kata kata...
BalasHapuskapan kapan akan aku posting tentang dirimu sob di blog Abah
@semuanya, terimakasih...
BalasHapuskenapa hanya 7? kenapa tidak 10?
BalasHapusHmmm...
BalasHapusblm ada yg baru nih?
BalasHapus