Di pasar kampung Jatum,
yang sepadat tumpukan jarum,
Si A beli bakso di warung Pok Rum...
Seekor cecak malang,
jatuh tunggang langgang,
kecebur ke bakso panas yang terhidang!!!
Si A terlompat,
lalu teriak dan mengumpat:
"Cecak keparat! Oi, baksonya ganti dong, cepat!!!"
Si B mendengar kata terumpat,
saat kebetulan ia lewat.
Si B berlalu sebat,
sambil mengangguk-angguk kuat,
seolah mengerti ia dapat...
Pada si C, si B bercerita,
ada cecak di bakso si A.
Si C mendengar terpana,
seraya memberi respon tanya:
"Emang beli baksonya, di mana?"
Lalu Si C pun merasa berhak,
bercerita dengan suara serak,
pada si D yang khusyū' menyimak:
"Eh, bakso Pok Rum pake cecak!"
Si D bertanya setengah terdongak:
"Pok Rum mana yak?"
Si C: "Yang di pasar Jatum itu, Pak."
1 hari telah menapak,
menyisakan seliweran jejak,
dan dada ini, betapa sesak...
Para peronda mengatakan:
"Bakso pasar Jatum nggak aman!"
Aparat desa bersuara tegas:
"Tukang bakso pasar Jatum, mengganggu stabilitas!"
Pakar kuliner melolong:
"Bakul bakso pasar Jatum, belajar masak dulu dong!"
Ibu-ibu jam'iyah arisan mecucu:
"Dasar bakul bakso nggak mutu!!!"
Yang komedian (berlagak) melucu:
"Bakso pasar Jatum bahannya kan cecak 'mulu?!"
Bahkan ada yang cuma ikutan mencak-mencak,
agar keliatan intelek (mendadak),
dan nggak disebut berwawasan cepak:
"Ah, ternyata pasar Jatum isinya cuma cecak!!!"
Jumat, 29 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hmmm... saya suka dgn kata "simplifikasi" itu, Bro. Dgn semata berdasar itu, kita mudah terjebak secara memalukan!
BalasHapusNice post, Bro!
Kata yang keluar dari mulut manusia lebih berbahaya dari ular berbisa.....
BalasHapusKasihan PAk Rum, ketidaksengajaan tak mendapat "maklum".....
Duuuuh cerita puisi yang muantab dan penuh hikmah lagi neh....
BalasHapuskeren.....
maaf belum bisa menyimpulkan...
Bro, minta ijin, postingannya saya copas di FB, boleh?
BalasHapusTp tetep blog NT saya backlink...
BalasHapusbanyak pak rum yang lain di luar sana harus menangis nanah karena fitnah
BalasHapusPostingan NT ini menginspirasi saya, Bro...
BalasHapusTerimakasih...
Duuuuh kesimpulannya apa sih....hehehehehehe...
BalasHapusMaaf neh belum bisa menyimpulkan.....
dan makasih atas komentarnya tadi, lebih berisi dan berpuisi ya....
Kesimpulannya adalah gara-2 si B seorang, rusak nama tukang bakso se pasar Jatum..."...tapi nyontek di bintang air...hehehehehe
BalasHapusselamat malam sahabat mayaku apa kabar
BalasHapuskalau mendengar berita yang tak jelas,.... sebaiknya periksa dulu kebenarannya, agar jangan timbul fitnah. Sebab fitnah lebih kejam dari cecak,.....
BalasHapusGreat poem kawan .....
BalasHapusemang itulah wajah negeri saat ini . Semua serba ngak jelas namun dibuat seolah-olah jelas . Satu makan cempedak semua kena getahnya .
Nice poem sobat
Makasih puisinya neh...
BalasHapusMulutmu harimaumu, eh cicakmu..
BalasHapushehehe.. hebatnya mulut cicak kalau sudah berbicara.. cicak cicak di dinding menjadi saksi bisu kamar kumuh di sanaaaa... *OOT*..
BalasHapusSalam Sayang
@semuanya, terimakasih...
BalasHapushi...cicak....hiii...kaburrr...
BalasHapusSilahkan...
BalasHapus